The Blacklist Season 05 Episode 17


Anna-Gracia Duerte (Nomor 25)

Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan sebuah rumah yang megah dan mewah. Seorang pria, Jerry Jawal, turun dari mobil itu dan berjalan menuju rumah itu. Tanpa memencet bel, karena dia adalah pemilik rumah itu sendiri, dia masuk dan melepas syal merah yang dikenakannya.
“Reva, aku pulang,” katanya sambil meletakkan syal-nya di atas meja.
Tidak ada jawaban.
“Di mana kau?” Jerry melanjutkan.
Dia melangkah memasuki ruangan lain di rumah itu dan menemukan seorang gadis muda, Reva, tengah duduk sambil mengerjakan PR sekolahnya.
“Reva!” Dia memanggil namun tidak mendapat jawaban.
Sebuah musik lembut namun mengalun keras melalui earphone membuat Reva tidak menyadari kondisi sekitarnya.
Jerry berjalan mendekat dan melepaskan earphone dari telinga kiri Reva.
Reva terkejut. “Hai…” Spontan dia berkata.
“Bagaimana kau bisa berkonsentrasi dengan alunan musik yang begitu keras?” tegur Jerry dengan suara lembut.
“Ini justru membuatku fokus,” jawab Reva tersenyum.
“Ah, masa…?” Jerry menggoda. “Nilaimu sih tidak menunjukkan itu…”
“Jangan mulai ya…” kata Reva dengan suara merajuk.
Jerry tersenyum.
“Butuh bantuan? Aku jago berhitung loh…” Jerry berkata sambil melihat pekerjaan Reva.
“Tenang saja, aku bisa kok,” jawab Reva. “Kau mau makan? Makan malam sudah siap.”
Jerry melihat ponselnya. “Mungkin sebentar lagi. Aku ada rapat.”
Reva mencibir.
“Maaf,” kata Jerry. “Aku bisa apa? Ini tuntutan kerja.” Jerry mencium kening Reva dan bergegas menuju kamar kerjanya. Ada dokumen yang harus dibawanya.
“Terserah deh…” Reva tersenyum kecut, memasang lagi earphone yang dilepas Jerry dari telinga kirinya dan kembali menekuni PR-nya.

***

Jerry menutup pintu kamar kerjanya dengan hati-hati lalu berjalan ke arah lemari besi yang digunakannya untuk menyimpan semua barang berharga miliknya – uang, barang dan dokumen-dokumen penting – yang diletakkannya di pojok kamar di belakang meja kerjanya.
Jerry mengambil sebuah buku berwarna hitam, membukanya di hadapannya, dan melakukan panggilan telpon melalui ponselnya.
“Aku benci menunggu. Beri aku kabar baik, kabar yang memang layak untuk ditunggu.” Sebuah suara terdengar di ujung telpon. Suara Raymond ‘Red’ Reddington.
“Sesuai kesepakatan, aku sudah punya benda yang kau cari,” jawab Jerry dengan nada meyakinkan.
“Nah, kapan bisa kuterima?” Red sumringah.
“Tapi…” Jerry berkata, “kalau sampai Garvey tahu…”
“Tidak akan,” tegas Red. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. “Berangkatlah sekarang. Kau akan sampai di sini dalam 30 menit.”
“Tunggu… tidak…” suara Jerry terputus. Matanya terbelalak menatap ke depan. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut.
Suara pistol menyalak.
“Tapi… Jerry? Jerry?” Red berusaha memanggil Jerry. Tidak ada jawaban.
Sementara itu, tubuh Jerry sudah tertelungkup tak bernyawa. Darah menggenang dan membasahi buku hitam yang terbuka di sisi kiri tubuhnya.
Red menutup ponselnya dengan wajah khawatir.
Dembe yang berada di hadapannya, mengernyitkan dahi. “Apa yang terjadi?” Dia bertanya.
“Sesuatu yang buruk…” kata Red cemas.


Siapa Jerry? Apa hubungannya dengan Red? Siapa pula itu Reva? Dan punya hubungan apa dia dengan Jerry sebenarnya? Anak? Keponakan? Sepupu? Atau yang lain? Kenapa Red cemas? Karena kematian Jerry atau karena sebab lain?

Tonton filmnya, The Blacklist Season 5 Episode 17 yang berjudul Anna-Gracia Duerte (Number 25), tentu dengan subtitle dari saya.

Perkembangan lain dalam episode ini:
  • Liz akhirnya tahu bahwa Red lah yang menculik saksi yang sangat diharapkannya bisa membongkar kedok Garvey. Bagaimana reaksi Liz?
  • Aram ragu-ragu untuk memberikan hadiah cincin kepada Samar karena khawatir akan menimbulkan salah paham. Apakah Aram akhirnya memberikannya kepada Samar atau tidak?
  • Konfrontasi langsung antara Red dan Garvey akhirnya dimulai. Red terpaksa mencari perlindungan. Kenapa? Kemana?